Rabu, 29 Desember 2010

Telkom Akan Luncurkan Internet TV IPTV Interatif Awal Tahun 2011

Jika rencana PT Telkom tidak meleset, uji coba Internet Protocol TV/IPTV atau televisi berbasis internet akan dimulai akhir tahun ini secara terbatas di Jakarta. Diramalkan, momentum ini akan mencuri perhatian karena IPTV memiliki sifat interaktif dan personalized yang bisa menjadi gaya hidup baru bagi penggemar tontonan televisi.
Mengapa bisa mencuri perhatian? Sebab IPTV tidak hanya mendistribusikan layanan siaran TV seperti televisi biasa, tetapi dapat menjadi gaya hidup yang mengubah perilaku penonton televisi. Dengan teknologi terkini, penonton bisa memilih siaran yang diinginkan, seperti ketika memilih berita di situs internet.
IPTV juga menjadi awal layanan triple play atau satu saluran untuk tiga macam layanan, seperti telepon suara, tontonan, dan internet. Personalisasi, interaktivitas, dan kombinasi layanan membuat penonton bisa mengobrol, mengirimkan pesan teks, mengikuti pemilihan atau polling, transaksi, dan sekaligus iklan interaktif.
Sederhananya, penonton bisa mencari konten dengan judul, nama aktor, atau gambar dalam layar yang memungkinkan untuk ”channel surfing” tanpa meninggalkan program yang sedang ditonton. Selain itu, penonton bisa melihat statistik pemain sambil menonton pertandingan olahraga. Bahkan, bisa mengontrol sudut kamera.
Kalau mau, mungkin dapat mengakses foto atau musik dari PC mereka di televisi, penggunaan telepon nirkabel untuk menjadwalkan perekaman acara favorit keluarga. Bahkan, orangtua bisa menyesuaikan kontrol jika akan bertugas ke luar kota sehingga anak-anak hanya dapat menonton film dokumenter untuk laporan sekolah.
Lalu mengapa Telkom tertarik untuk terjun ke bisnis IPTV, Vice President Public & Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia mengungkapkan, IPTV merupakan pilihan menarik untuk merevitalisasi bisnis telepon kabel karena adanya kecenderungan penurunan penggunaan jasa telepon kabel.
Keadaan tersebut terjadi di banyak negara karena gaya hidup sudah berubah, orang cenderung menjauh dari pemakaian telepon kabel.
Sebagai gambaran, pendapatan Telkom dari layanan telepon tetap kabel (fixed wireline) pada Agustus 2010 mengalami penurunan 7,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009, meskipun pencapaian ini sebenarnya lebih baik dibanding pertumbuhan periode Agustus 2008 ke Agustus 2009 yang negatif, 16,7 persen.
Akhirnya, menurut Eddy, strategi yang kini diterapkan Telkom adalah tetap menyediakan layanan telepon kabel sambil mengembangkan bisnis-bisnis baru dengan memaksimalkan pemanfaatan telepon kabel. Sebagai operator terbesar di Indonesia, Telkom harus gencar berinovasi dengan menggelar layanan baru di luar layanan jaringan kabel biasa, salah satunya yang dilirik adalah IPTV.
Keputusan Telkom tepat untuk masuk ke bisnis broadcasting melalui IPTV karena studi mengenai televisi berbasis internet di beberapa negara menunjukkan animo pasar yang relatif baik. Saat ini, operator IPTV dengan pelanggan paling banyak adalah PCCW (Hongkong) dengan pelanggan mencapai sekitar 1 juta, kemudian QualiTVision (Hongkong) yang mencapai 850.000 pelanggan, dan France Telecom (Perancis) dengan 800.000 pelanggan. Operator IPTV lainnya yang juga sukses adalah Verizon di Amerika Serikat dengan 600.000 pelanggan.
Keterbatasan IPTV
Namun, IPTV sensitif terhadap packet loss dan penundaan jika streaming data tidak dapat diandalkan karena IPTV memiliki persyaratan ketat terkait kecepatan minimum untuk memfasilitasi jumlah frame gambar per detik sebagai gambar bergerak. Ini berarti bahwa kualitas pelayanan kepada pelanggan IPTV akan berkurang jika koneksi atau bandwidth yang tersedia terbatas.
Pihak Telkom sadar dengan tuntutan koneksi cepat jika ingin menggelar layanan IPTV sebagai home digital services yang akan memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan pelanggan perumahan, terutama bagi pelanggan yang ingin jaringan komunikasi dengan cara berbeda dan lebih maju.
Telkom optimistis bisa menyelenggarakan layanan IPTV karena sudah mulai membangun infrastruktur jaringan akses pita lebar (broadband) dengan gencar di berbagai wilayah.
Dalam satu kesempatan, Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah memaparkan bahwa Telkom berkomitmen mengembangkan jaringan akses pita lebar sebagai pendukung berbagai layanan berbasis telecommunication, information, media, edutainment (TIME). Dengan demikian, ada tiga isu penting yang harus dijawab Telkom dalam menghadapi tantangan pengembangan infrastruktur jaringan pita lebar, sesuai portofolio bisnis TIME, yakni menjaga teknologi agar senantiasa mampu mengakomodasi kebutuhan konsumsi bandwidth yang terus meningkat, menciptakan pendapatan baru, dan mempertahankan biaya.
Sebagai konsekuensi perubahan portofolio layanan ke arah service berbasis ”TIME”, Telkom sudah mulai mengembangkan kapabilitas akses. Antara lain sudah merencanakan pengembangan akses pita lebar, menambah cakupan kapasitas true broadband (yakni akses dengan kecepatan 20 Mbps dan 100 Mbps) yang di tahun 2010 diperkirakan hanya mencapai 21 persen, ditingkatkan menjadi 85 persen pada tahun 2015.
Apabila ingin mencapai rencana tersebut, Telkom harus bekerja keras karena sebagian besar jaringan akses di Indonesia yang ada masih didominasi kecepatan di bawah 4 mbps dengan porsi 79 persen. Jika kondisinya tidak membaik, pelanggan tak mungkin menikmati layanan IPTV dengan nyaman.
Namun, Telkom optimistis dengan strategi lima tahun ke depan akan mampu mengembangkan infrastruktur jaringan akses dengan fokus pada penyediaan jaringan akses pita lebar secara penuh hingga ke rumah- rumah atau gedung-gedung.
Targetnya, komposisi jaringan akses FTTE (end-to-end copper) 15 persen, akses FTTC (Fiber to the Curb) yang menggunakan teknologi MSAN, GPON, dan VDSL 70 persen, serta akses FTTB/H (Fiber to the Building/Home) 15 persen.
Executive General Manager Divisi Akses PT Telkom Muhammad Awaluddin mengutarakan, akses kabel tembaga (copper) diharapkan sudah tergantikan semuanya oleh serat optik pada tahun 2015, paling tidak di kota-kota besar Indonesia. Target dari pengembangan akses pita lebar di antaranya Broadband for Home Digital Environment yang meliputi digital home communication, digital home office, digital entertainment, dan digital surveillance and security.
Kini, kita berharap Telkom mampu merealisasikan infrastruktur jaringan akses pita lebar sehingga pelanggan di dalam negeri bisa menikmati layanan IPTV yang disebut-sebut berkembang pesat di beberapa negara karena sifat-sifat layanannya yang ”personal”, ”ubiquitous”, dengan kualitas gambar dan suara yang prima, serta bernilai ”jual” yang tinggi.
Selain itu, kita berharap IPTV tidak hanya mendorong perkembangan industri penyiaran di Tanah Air, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi serta memberikan tontonan yang mendidik.

Selasa, 28 Desember 2010

ETIKA KANTOR

1. ETIKA KANTOR DALAM PRAKTEK


Di kantor berlaku apa yang disebut “hierarki”, yaitu pejabat-pejabat yang bertingkat-tingkat panagkat kedudukannya. Disamping itu ada pegawai-pegawai yang telah lama masa kerjanya, yang mendapat penghormatan istimewa. Pertama-tama hormat harus ditujukan kepada para pimpinan atau para sesepuh.
Banyak orang mengetahui perbedaan antara yang baik dan yang tidak baik menurut undang-undang, harus jujur, tidak curang, dan sebagainya. Namun demikian selalu timbul masalah-masalah yang sukar diketahui garis pemisah antara baik dan buruk, dalam hubungan pribadi ataupun hubungan resmi.
Mungkin ada orang yang bersikap tidak baik, karena dia tidak sadar akan hal itu. Misalnya berapa kali anda mendengar obrolan tentang urusan pribadi seseorang atau cerita seorang rekan yang bertingkah laku aneh
Oleh sebab itu etika dalam kantor memberikan petunjuk kepada kita supaya memperlakukan siapa saja dengan cara yang baik dan sikap yang pantas.

2. ETIKA DALAM BERBICARA
1) Etika Berbicara
Berbicara adalah mengeluarkan, menyusun kata-kata secara teratur melalui lisan sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicaranya. Faktor utama dalam berbicara adalah bahasa. Dari bahasa tersebut mempengaruhi pula etika dan aturan bicara.
Dalam berbicara, ada beberapa hal yang harus diketahui
• Bicara harus menatap lawan bicara
• Suara harus jelas terdengar
• Menggunakan tata bahasa yang baik
• Jangan menggunakan nada suara yang tinggi
• Pembicaraan mudah dimengerti
2) Yang harus dihindari dalam pembicaraan
Hal-hal yang harus dihindari dalam pembicaraan
• Membicarakan kejelekan orang lain
• Membicarakan hal yang sensitif
• Memotong pembicaraan orang lain
• Mendominasi pembicaraan
• Banyak membicarakan diri sendiri 

3. ETIKA BERPAKAIAN
Tiada kesan tanpa penampilan yang baik. Penampilan yang baik tercipta dari pakaian yang kita pakai. Bagaimana mendapatkan citra yang baik :
1) Memakai pakaian dengan ukuran yang pas
2) Usahakan pakaian rapi dan tidak kedodoran
3) Usahakan model pakaian yang sopan
4) Pilih warna yang tidak menyolok
5) Pilih model pakaian yang tidak terlalu kuno
 
4. ETIKA MENGGUNAKAN TELEPON
Siapapun sudah tau cara menggunakan dan berbicara di telepon. Karena benda yang satu ini memang sangat familiar di antara alat komunikasi lainnya. Tetapi, meskipun berbicara di telepon itu mudah, ada etika dan aturan tersendiri. Anda tidak bisa langsung 'nyerocos' ini itu begitu ada nada 'hallo' di seberang sana.
Sekalipun Anda bukan operator telepon, Anda perlu mengetahui aturan dalam bertelepon. Karena apapun pekerjaan Anda, pasti tak terlepas dari urusan telepon Berikut ini etika bicara di telepon, baik dalam menelepon maupun 'menerima' telepon.
 
Menelepon
- Ucapkan salam begitu telepon diangkat di seberang sana. Misalnya 'selamat pagi', 'selamat siang', dst. Jangan sampai ketika telepon diangkat Anda langsung pada pembicaraan, seperti "Saya mau membicarakan masalah utang piutang dengan...." Kalau Anda melakukannya Anda bisa dicap tidak sopan.
- Setelah mengucapkan salam, sebutkan identitas diri Anda dengan jelas lalu kemukakan keinginan Anda untuk berbicara dengan orang yang Anda tuju. Misalnya "Saya Rina dari PT. Angin Ribut, bisa bicara dengan Ibu Shanty di bagian billing...?" Jangan langsung 'menuduh' "Ini Ibu Shanty ya..?"

- Ucapkan terima kasih jika Anda disuruh menunggu. Jangan menggerutu atau ingin buru-buru, misalnya "Cepetan ya penting nih..!" Jika ternyata orang yang Anda cari tidak ada di tempat, sampaikan keinginan Anda untuk meninggalkan pesan. Sebelumnya tanyakan dulu "Apakah saya bisa meninggalkan pesan..?. Jika bisa, beritahukan pesan Anda dengan jelas. Jangan lupa sebutkan identitas diri Anda sekali lagi, seperti nama, nomor telepon, dan alamat kantor. Kemudian ucapkan terima kasih dan salam untuk mengakhiri pembicaraan.


Menjawab Telepon

- Ucapkan salam begitu Anda mengangkat telepon. Jangan mengangkat telepon setelah lebih dari tiga kali deringan. Kemudian sebutkan nama Anda dan perusahaan. Misalnya, "Selamat siang, PT. Angin Ribut dengan Dewi, bisa saya bantu?"
- Bila si penelepon menanyakan keberadaan orang lain, tanyakan terlebih dulu siapa namanya sebelum Anda memberitahukan keberadaan orang yang dicarinya. Seperti, "Maaf dengan siapa saya bicara..?"

- Bila orang yang dituju tidak ada di tempat, beritahukan dengan sopan dan tawarkan padanya untuk meninggalkan pesan. "Maaf Pak Agil sedang tidak ada di tempat. Anda mau meninggalkan pesan..?" Jika ia meninggalkan pesan, catat isi pesannya dengan jelas. Jangan pernah lupa mencatat nama dan nomor telepon si penelepon.

- Pastikan si penelepon percaya bahwa Anda akan menyampaikan pesannya dengan baik. "Saya akan segera sampaikan pesan Anda.." Kemudian ucapkan salam ketika mengakhiri pembicaraan.

Pada intinya usahakan untuk selalu sopan dalam berbicara di telepon. Kita harus ingat, meskipun tidak bertatap muka secara langsung, dari nada dan cara Anda bicara di telepon, orang akan mudah membaca karakter Anda

 
5. HAL-HAL YANG PERLU DIHINDARI DI KANTOR
a. Membentuk klik (kumpulan; golongan) yang secara sadar membelakangi rekan-rekan baru; artinya segolongan yang membela kepentingan mereka sendiri.
b. Tidak masuk kantor dengan alasan “sakit” padahal hanya ingin bermalas-malas saja di rumah.
c. Bergegas-gegas pulang pada waktu tutup kantor, sedangkan selalu datang terlambat.
d. Sering memakai telepon kantor untuk urusan pribadi.
e. Pulang sebelum waktunya, karena kebetulan hari itu sang majikan tidak di tempat.
f. Tempat kerja selalu dimanfaatkan untuk mengobrol.
g. Bersikap menjilat ke atas dan mendepak ke bawah.
h. Selalu menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya segera dapat diselesaikan
i. Boros memakai alat-alat.
j. Segan merawat mesin-mesin atau alat-alat kantor yang dipercayakan kepada anda.
k. Melakukan hal-hal yang tidak termasuk tugas kantor, seperti mengisi teka-teki silang, menulis surat pribadi, bertamu ke bagian lain tanpa suatu urusan.
l. Bersikap acuh tak acuh terhadap publik.


6 HUBUNGAN DI TEMPAT KERJA

6.1 HUBUNGAN DENGAN ATASAN
Atasan adalah manusia biasa yang bisa sekali waktu baik disengaja maupun tidak sengaja melakukan kesalahan dengan melanggar aturan dan prosedur perusahaan.
Untuk itu, apa saja yang harus diperhatikan dalam hal ini :
1) Hormat kepada setiap atasan
2) Mintalah saran dan petunjuk agar dapat berkomunikasi dengan atasan
3) Usahakan tidak membuat kecewa atasan
4) Berikan masukan dan saran secara bijak
5) Jangan spontan menolak perintah atasan
6) Jangan membuat malu atasan
 
6.2 HUBUNGAN DENGAN TEMAN SEKERJA
Teman sekerja adalah segala-galanya. Pekerjaan akan berhasil baik, apabila sudah terbangun sistem kerja sama yang kondusif.
Kiat sederhana agar diri kita dihormati oleh teman sekerja :
1) Jangan menganggap teman sebagai pesaing, tetapi mitra kerja
2) Kembangkan kebiasaan saling membantu
3) Kembangkan kebiasaan saling mengingatkan
4) Usahakan tidak terjadi konflik
5) Kembangkan kebiasaan diskusi sehat
6) Jangan menjatuhkan teman dihadapan atasan
 
6.3 HUBUNGAN DENGAN BAWAHAN
Bawahan adalah komponen yang tak terpisahkan dari keseharian Anda, bahkan dalam banyak hal Anda sangat bergantung kepadanya.
Ada tipe-tipe kepemimpinan yang dapat kita pelajari bersama agar kita menjadi atasan yang juga seorang pemimpin yaitu :
1) Hargai bawahan sebagai manusia yang bermartabat
2) Jangan terlalu menunjukkan kekuasaan
3) Bangun hubungan personal yang mesra
4) Sering-seringlah menanyakan kondisi kesehatan dan keluarganya.
5) Berilah perintah dan teguran secara bijak.